shabby

Kamis, 06 Juni 2013

Tugas Kesmen ke-3

Definisi stres
Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan siapa saja dalam bentuk  tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang-pendek yang tidak sama, pernah atau akan mengalaminya dan tidak seorang pun  bisa terhindar dari padanya. Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin  ”singere” yang berarti ” keras” (stricus). Istilah ini mengalami perubahan seiring  dengan perkembangan penelaahan yang berlanjut dari waktu ke waktu dari  straise, strest, stresce, dan stress(Yosep, 2007)
Menurut Selye, dalam bukunya yang berjudul Stres Without Distress, stress adalah segala situasi dimana tuntutan nonspesifik mengharuskan seorang individu  untuk merespon atau melakukan tindakan (Potter & Perry, 2005). Nemey dalam Grenberg (1984) dalam Yosep (2007) menyebutkan stres sebagai  reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan,  mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang.  Definisi lain menyebutkan bahwa stres merupakan ketidakmampuan mengatasi  ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut (Hardjana,  1994). Menurut Gray & Smeltzer (1990) dalam agoes (2003) stres adalah  munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa tegang atau cemas yang disebabkan ketidakmampuan mengatasi atau meraih tuntutan atau keinginannya.
Stres diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan nilai budaya, perubahan sistem kemasyarakatan, tugas atau pekerjaan serta akibat ketegangan  antara idealisme dan realita (Sulistiawati, 2005). Baik nyata maupun imajinasi, persepsi seseorang terhadap stres sebenarnya berasal dari perasaan takut atau  marah. Perasaan ini dapat di ekspresikan dalam sikap tidak sabar, frustrasi, iri, tidak ramah, depresi, bimbang, cemas, rasa bersalah, khawatir, atau apati. Selain  itu perasaan ini juga dapat muncul dalam bentuk sikap yang pesimis, tidak puas, produktivitas rendah, dan sering absen. Emosi, sikap dan perilaku kita yang terpengaruh stres dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan tergantung reaksi individu tersebut terhadap stres.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Braznitz & Golberger (2001)  mengatakan bahwa setiap individu memiliki ambang stres yang berbeda-beda  karena karakteristik individu akan mempengaruhi tingkatan stres yang dialaminya.  Adaptasi merupakan suatu bentuk respon tubuh sebagai homeostasis pada sistem  lingkungan internal dan termasuk didalamnya penstabilan biologis internal dan pemeliharaan psikologis dalam hal jati diri dan rasa harga diri.
Menurut Everly dan Giardano dalam Munandar (1995) stres dapat ditandai dengan tiga gejala utama yaitu mood, muskuloskeletal (otot rangka), dan viceral (organ dalam tubuh). Masing-masing gejala tersebut ditandai dengan :
·         Mood: over excited, perasaan bimbang, sulit tidur, mudah bingung dan lupa, kurang konsentrasi, rasa tidak nyaman dan gelisah, serta gugup.
·         Muskuloskeletal: jari-jari dan tangan gemetar, tidak dapat duduk tenang; diam dan berdiri ditempat, sakit kepala, otot tegang dan kaku, bicara gugup, leher menjadi kaku.
·         Visceral: perut mual, mulas dan muntah, degup jantung terganggu, banyak  berkeringat, kepala terasa ringan atau pingsan, kedinginan/menggigil, wajah menjadi panas dan mulut menjadi kering.
Hal-hal yang menimbulkan stres
Hal-hal yang menimbulkan stres yang dapat menimbulkan stres disebut stressor. Ancaman, kejadian atau perubahan merupakan stressor. Terdapat dua tipe stressor yaitu stresor  yang berasal dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
·         Eksternal Stresors
Physical Environment misalnya kebisingan, cahaya yang berlebihan, suhu udara yang panas dan kondisi ruangan yang sempit.
·         Social Interaction misalnya mengalami tindakan yang kasar, korban sikap berkuasa, menerima tindakan agresif dari pihak lain dan mengalami kekerasan
·         Organizational, situasi organisasi yang dapat menimbulkan stres adalah adanya peraturan yang terlalu, red tape, dan tekanan date line yang harus dipenuhi.
·         Peristiwa penting dalam hidup misalnya kelahiran, kematian, kehilangan pekerjaan, promosi, dan perubahan status perkawinan.
·         Kecerobohan kegiatan sehari-hari, misalnya rutinitas bepergian dalam jarak jauh, lupa menyimpan kunci, dan kerusakan mesin.
Internal Stressors
·         Stressors internal dapat disebabkan adanya pemilihan terhadap gaya hidup yang diwarnai dengan kecanduan minum minuman yang mengandung kafein, kurang tidur dan jadwal yang terlalu padat.
·         Pembicaraan pribadi yang negatif, hal ini ditandai dengan pemikiran yang pesimis, sering mengkritik diri sendiri dan melakukan analisis yang berlebihan.
·         Jebakan pemikiran, misalnya harapan yang tidak realistis, taking things personally,terlalu banyak yang dipikirkan atau tidak berpikir sama sekali, exaggeration dan berpikir kaku
·         Hambatan pribadi misalnya workaholic dan perfeksionis.
Faktor-faktor yang menimbulkan stress
1.      Kepribadian
a.      Introvert dan Ekstrovert
Tipe kepribadian adalah suatu klasifikasi mengenai individu dalam satu atau dua atau-pun lebih kategori, atas dasar dekatnya pola sifatnya yang cocok dengan kategori tipe tadi (Chaplin, 2001). Tipe kepribadian diakui merupakan sesuatu yang penting dalam mempelajari manusia dengan segala tingkah lakunya, karena dengan mendalami dan memahami manusia berdasarkan tipe kepribadiannya, maka akan diperoleh keterangan yang jelas, langsung, dan lugas mengenai karakteristik kepribadian orang tersebut dan pada gilirannya dapat meramalkan tingkah laku (Feldmen dalam Handayani, 2006)
Karakteristik Kepribadian Introvert dan Ekstrovert
Eysenck (dalam Riyanti & Prabowo, 1998), berpendapat bahwa ekstroversi dan introversi merupakan dua kutub dalam satu skala. Kebanyakan orang akan berada di tengah-tengah skala itu, hanya sedikit orang yang benar-benar ekstrovert atau introvert. Eysenck menambahkan dua dimensi baru yaitu stability (keajegan) dan instability (ketidakajegan) atau neurotisme. Jika kedua dimensi ini digabungkan maka akan terbentuk suatu sumbu yang memiliki empat bidang. Dalam tiap-tiap bidang terdapat ciri-ciri kepribadian tertentu.
INTROVERT
Pasif                                                                   Pendiam
Hati-hati                                                                            tidak sosial
Penuh perhatian                                                                            penuh keengganan
Damai                                                                                                     pesimis
Terkontrol                                                                                                    bersahaja
Mantap                                                                                                          kaku
Temperamen stabil                                                                                               pencemas
Kalem                                                                                                  suasana hati labil

---STABIL --------------------------------------------------------------------- TIDAK STABIL—

kepemimpinan                                                                                   mudah tersinggung
bebas                                                                                                              gelisah
lincah                                                                                                   agresif
mudah bergaul                                                                          mudah dipengaruhi
responsif                                                                                     impulsif
aktif bicara                                                                           optimis
sosial                                                                                aktif
Gambar 1. Dimensi Keajegan Kepribadian Dalam Skala Introvert-Ekstrovert (Irwanto dalam Riyanti dan Prabowo, 1998)
EKSTROVERT
Orang-orang yang introvert ditandai oleh kecenderungan mudah tersinggung, perasaan gampang terluka, mudah gugup, rendah diri, mudah melamun, sukar tidur. Intelegensia relatif tinggi, perbendaharaan kata-kata baik, cenderung tetap pada pendirian (keras kepala), umumnya teliti tapi lambat, mereka agak kaku, dan kurang suka lelucon terlebih mengenai seks. Sedangkan orang-orang yang ekstrovert intelegensia mereka relatif rendah, pebendaharaan kata-kata kurang, mempunyai kecenderungan tidak tetap pada pendirian, umumnya mereka cepat namun tidak teliti, mereka tidak begitu kaku, dan mereka menyukai lelucon terlebih mengenai seks. (Suryabrata, 2002).
Selain itu, menurut Eysenck (dalam Hjelle & Ziegler, 1992), ciri-ciri kepribadian introvers (stabil) antara lain tenang atau kalem, mempunyai temperamen yang mantap. Dapat dipercaya, terkontrol, merasa damai, penuh perhatian, pasif. Ciri-ciri kepribadian introvers (neurotik) antara lain murung, mudah cemas, kaku, bijaksana, pesimis, hati-hati, sulit berpartisipasi sosial, diam. Sedangkan ciri-ciri kepribadian ekstrovert (stabil) antara lain mempunyai jiwa pemimpin, periang, lincah, bebas, responsif, aktif bicara, mudah berpartisipasi sosial. Ciri-ciri kepribadian ekstrovert (neurotik) antara lain agresif, mudah menerima rangsangan, menyukai perubahan, optimis, dan aktif.
b.      Feksibel dan Rigid
Tipe kepribadian ”A” merupakan tipe kepribadian yang beresiko tinggi  terkena stres. Rosenmen & Chesney (1980) dalam Hawari (2001) menggambarkan ciri-ciri tipe kepribadian ini sebagai berikut: Ambisius, agresif dan kompetitif, banyak jabatan rangkap, kurang sabar, mudah tegang dan tersinggung serta marah, kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan, cara berbicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam, bekerja tidak mengenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin (otoriter), lebih suka bekerja sendiri bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak relaks), serba tergesa-gesa, mudah bergaul, mudah menimbulkan perasaan empati dan bila tidak tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan, tidak mudah dipengaruhi, kaku (tidak fleksibel), berusaha keras untuk segala sesuatunya terkendali.
Tipe kepribadian “B” adalah kebalikan dari tipe kepribadian “A”, dengan ciri-ciri: ambisi yang wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi serta tidak memaksakan diri, penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah marah (emosi terkendali), kewaspadaan dalam batas wajar dan kontrol diri serta percaya diri yang tidak berlebihan, cara bicara yang tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperaktif, dapat mengatur waktu dalam bekerja (menyediakan waktu untuk istirahat), dalam berorganisasi dan memimpin bersifat akomodatif dan manusiawi, lebih suka bekerjasama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi tantangan, pandai mengatur waktu dan tenang (relaks), tidak tergesa-gesa, mudah bergaul, ramah dan dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan (mutual benefit), tidak kaku (fleksibel), sabar dan mempunyai selera humor yang tinggi, dapat menghargai pendapat orang lain, tidak merasa dirinya paling benar, dapat membebaskan diri dari segala macam problem kehidupan dan pekerjaan manakala sedang berlibur, dan mampu menahan serta mengendalikan diri (Hawari, 2001).
c.     Over Activity/Agresi
Pribadi yang over activity adalah mereka yang terlalu agresif dalam menuangkan segala suasana hati, bahkan sampai berlebihan dalam menghadapi kondisi lingkup sosial.

2.      Kecakapan
Seseorang yang sehat memiliki kecakapan potensi secara penuh, stres kecakapan dimana keadaan tenaga kerja tidak diberi peluang untuk menggunakan keterampilan yang diperolehnya, atau untuk  mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh.
3.      Nilai dan kebutuhan : sosialisasi, adaptasi, internalisasi
Setiap pribadi mempunyai kebudayaan masing-masing. Kebudayaan yang terdiri dari keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan norma-norma perilaku yang menunjang pribadi  dalam usahanya mengatasi masalah-masalah adaptasi ekstenal dan internal.
4.      Reaksi Flight or fight?
Flight or fight response merupakan reaksi stres di dalam tubuh. Saat berhadapan dengan suatu ancaman, tubuh mempersiapkan dirinya untuk; apakah akan tetap berada di tempat dan menghadapi ancaman tersebut (fight), ataukah akan kabur/lari menjauhi ancaman tersebut (Flight)
5.      Teknik penenangan pikiran
Teknik-teknik penenangan pikiran meliputi: (a). Meditasi, (b). Pelatihan relaksasi autogenik, (c). Pelatihan relaksasi neuromuscular
a.      Meditasi
Meditasi dapat dianggap sebagai teknik, dapat pula dianggap sebagai suatu keadaan pikiran (mind), keadaan mental. Berbagai teknik, seperti yoga, berzikir, relaksasi progresif, dapat menuju ke tercapainya keadaan mental tersebut.
b.      Pelatihan relaksasi autogenik
Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang ‘ditimbulkan sendiri’ (autogenesis=ditimbulkan sendiri). Teknik ini berpusat pada gambar-gambaran berperasaan tertentu yang dihayati bersama dengan terjadinya peristiwa tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya kenangan tentang peristiwa akan menimbulkan pula penghayatan dari gambar perasaan yang sama.
c.       Pelatihan neuromuscular
Pelatihan relaksasi neuromuscular adalah suatu program yang terdiri dari latihan-latihan sistrematis yang melatih otot dan komponen-komponen system saraf yang mengandalikan aktivitas otot. Individu diajari untuk secara sadar mampu merelaksasikan otot sesuai dengan kemauannya setiap saat.
Managemen stress
Stres  dalam  pekerjaan  dapat  dicegah  timbulnya  dan  dapat  dihadapi  tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Memanajemeni stres berarti berusaha mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari stres.
Memanajemeni stres bertujuan untuk mencegah berkembangnya stres jangka pendek menjadi stres jangka panjang atau stres yang kronis. Kita tidak selalu berhasil untuk mencegah stres. Kita selalu akan menjumpai situasi-situasi yang tidak kita duga semula yang merupakan pembangkit stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan kita. Yang perlu diusahakan ialah dapat dipertahankannya stres yang positif konstruktif dan dicegah serta diatasi stres yang kronis, yang bersifat negatif destruktif. (Munandar, 2006).
Pandangan interaktif mengatakan bahwa stres ditentukan oleh faktor-faktor di lingkungan  dan  faktor-faktordari  individunya.  Dalam  memanajemeni  stres  dapat diusahakan untuk:
1.      Mengubah faktor-faktor di lingkungan agar tidak merupakan pembangkit stres, dan
2.       Mengubah faktor-faktor dalam individu agar:
a.       Ambang stres meningkat, tidak cepat merasakan situasi yang dihadapi sebagai penuh
stres;
b.      Toleransi terhadap stres meningkat, dapat lebih lama bertahan dalam situasi yang penuh stres, tidak cepat menunjukkan akibat yang merusak dari stres pada badan. Dapat mempertahankan kesehatannya.
Teknik-teknik yang dapat digunakan ialah:

1.      Kerekayasaan organisasi
Teknik ini berusaha untuk mengubah lingkungan kerja agar tidak cepat  dirasakan sebagai penuh stres. Yang perlu diubah ialah faktor-faktor yang dapat menjadi pembangkit stres yang dibahas sebagai kategori: faktor-faktor intrinsik pekerjaan, faktor-faktor  peran  dalam  organisasi,  faktor-faktorpengembangan karier, dan faktor-faktor struktur dan iklim organisasi (Munandar, 2006) Jenis perubahan apapun dalam hal fungsi atau struktur organisasi dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan stres yang berhubungan dengan pekerjaan, dapat dianggap memenuhi syarat sebagai sebuah intervensi dalam manajemen stres.
2.      Kerekayasaan kepribadian
Strategi yang digunakan untuk kerekayasaan kepribadian ialah upaya untuk menimbulkan perubahan-perubahan dalam kepribadian individu agar dapat dicegah timbulnya stres dan agar ambang stres dapat ditingkatkan. Perubahan-perubahan yang dituju ialah perubahan dalam hal pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai yang mempengaruhi persepsi dan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya.
3.      Teknik penenangan melalui aktivitas fisik
Tujuan utama penggunaan teknik penenangan melalui aktivitas fisik ialah untuk menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil stres yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman, atau yang mengubah sistem hormon dan saraf kita ke dalam sikap mempertahankan. Manfaat yang kedua dari aktivitas fisik ialah bahwa ia menurunkan reaktivitas kita terhadap stres di masa mendatang dengan cara mengkondisikan relaksasi. Sumbangan ketiga diungkapkan dalam rasa sehat, tenag dan ringan (transcendence) yang timbul sesudah latihan-latihan fisik.
Stres Positif dan Stres Negatif
a.       Eustress
Eustress adalah stres positif yang terjadi ketika tingkat stres cukup tinggi untuk memotivasi agar bertindak untuk mencapai sesuatu. Eustress adalah stres yang baik yang menguntungkan kesehatan seperti latihan fisik atau mencapai promosi.
b.      Distress
Distress atau stress negative terjadi ketika tingkat stress terlalu tinggi atau terlalu rendah dan tubuh dan pikiran mulai menanggapi stressor dengan negatif. Distress di lain pihak merupakan stress yang menganggu kesehatan dan sering menyebabkan ketidakseimbangan antara tuntutan stress dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan. Dengan demikian penanganan stress dapat meningkatkan motivasi dan stimulus. Apabila kita memiliki kemampuan untuk memenuhi tuntutan lingkungan, kita dapat menggunakan stres dengan cara yang efektif.
Pengalaman Stres Positif dan Stres Negatif
Stres Positif
Ketika saya mengikuti sebuah kompetisi banyak tekanan dan beban yang saya rasakan, sayang mengalami stres karena memikirkan tentang persiapan dan kemampuan saya untuk hari H. Tapi stres ini memicu saya untuk semakin berusaha dan semangat agar bisa sukses di kompetisi tersebut. Dengan pengalaman saya tadi saya telah mengalami stres positif.
Stres Negatif
Stres Negatif sering sekali dialami oleh banyak orang, karena hidup pasti dipenuhi oleh stres. Stres negatif yang sering saya alami adalah stres karena terjebak macet di jalan ketika saya sedang terburu-buru atau sedang berkepentingan. Karena macet yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam bisa membuat mood saya menjadi sangat buruk pada waktu-waktu berikutnya dan membuat kegiatan di hari itu kacau.
Sumber :