shabby

Rabu, 16 April 2014

Artikel 3


Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradapatasi dengan baik terhadap suatau masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatau kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya
Tujuan
   Menaikkan fungsi psikologi dan social
   Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin
   Menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
   Mencegah terjadinya relaps
   Bertujuan agar penyesuaian baik
   Mencegah ketergantungan pada dokter
   Memindahkan dukungan professional kepada keluarga
Indikasi
   Pasien dengan kelemahan psikologi yang sesuai dengan fungsi kognitifnya
   Pasien yang mengalami gangguan berat dalam hubungan interpersonal
   Pasien yang dengan penyakit yang berat dan kronik disertai dengan kerapuhan ataupun kelemahan fungsi ego
   Pasisen yang memiliki keterbatasan yang berat untuk mengadakan hubungan terapeutik dengan terapis
Syarat Pemberian
   Gangguan bersifat sedang
   Kepribadaian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat
Mekanisme
Pasien yang sangat sehat yang berhadapan dengan krisis yang melanda pasien dengan defisit ego. ( Kaplan dan Sadock, 2010) Lama TerapiBeberapa hari, bulan, atau tahun-sesuai kebutuhan. ( Kaplan dan Sadock, 2010) Mekanisme Pasien dianjurkan untuk datang sekali (atau lebih) seminggu, untuk beberapa minggu atau bulan (kadang ada pula yang mencapai tahunan). Termasuk pula disini intevensikrisis yang singkat (untuk 1-3 pertemuan).
Terapis berurusan dengan gejala pasien, tetapi hanya sedikit mengolah proses alam nirsadarnya dan tidak berupaya mengubah kepribadian. Pertahanan psikologik  di perkuat dan teknik yang digunakan anatara lain menenangkan, sugensti, mengeluarkan semua masalah, abreaction, dan manipulasi lingkungan. Terapi bersikap aktif, menunjukkan minat, berempati dan hangat (dengarkan pasien), mengerti hal-hal yang menjadi perhatian pasien, dan menolong pasien untuk menentukan arah. Medikasi juga dapat diberikan. (Tomb, 2004).
Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:
   Ventilasi atau (psiko-) kataris
   Persuasi atau bujukan (persuasion)
   Sugesti
   Penjaminan kembali ( reassurance)
   Bimbingan dan penyuluhan
   Terapi kerja
   Hipno-terapi dan narkoterapi
   Psikoterapi kelompok 
   Terapi prilaku

Komponen
   Ventilasi :
-          Bentuk psikoterapi yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang.
   Persuasi
-          Psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerankan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya
   Sugestif
-          Psikoterapi yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bjahwa gejala gangguannya akan hilang.
   Reassurance
-          Psikoterapi yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sangguap mengatasi masalah yang dihadapinya.
   Bimbingan
-          Psikoterapi yang memberika nasehat dengan penuh wibawa dan pengertian
   Penyeluan/ konseling
-          Psikoterapi yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik, agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikann diri.
   Kerja kasus sosial
-          Suatau proses bantuan oleh seseorang yang terlatih kepada seorang pasien yang memerlukan satu atau lebih pelayanan social khusus. Tidak diadakan usaha mengubah pola dasar kepribadian pasien ataupun hanya hendak menangani masalah situasi pada tingkat realistik
   Terapi kerja
-          Berupa sekedar member kesibukan kepada pasien ataupun berupa laithan kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan berguna baginya untuk mencari nafkah kelak.
   Hipnosa
-          Membatu psikoterapi akan tetapi apa yang dapat dicapai dengan hipnosa dalam psikoterapi dapat juga dicapai dengan cara lain tanpa hipnosa. Hipnosa hanya dapat mempercepat pengaruh psikoterapi
   Terapi prilaku
-          Berusaha untuk menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar pasien.
Factor Keberhasilan Terapi
   Maslaah
   Perkembangan diagnosa
   Umur penderita
   Intelegensia penderita
   Kematangan emosi
   Situasi keluarga, sosial, dan financial

   Fleksibilitas penderita

Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuikan diri  kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan seta mempergunakan potensi kreatif yang ada.
Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain :
     Terapi hubungan antar-manusia (relationship-therapy)
     Terapi sikap (attitude therapy)
     Terapi wawancara (interview therapy)
     Analisa dan sinthesa yang distributive (terapi psikibiologik Adolf Meyer)
     Konseling terapetik
     Terapi case-work
     Reconditioning
     Terapi kelompok yang reedukaktif
     Terapi somatic

 Tujuan
Membangkitkan pengertian pada penderitatentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya,yang terutama terletak dalam alam sadarnya
Aliran-aliran
   Relationship therapy (John Levy, Allen, Taft) →  relasi terapis – penderita
   Attitude therapy  (David therapy) → distorsi sikappenderita
   Psychobiologic therapy (Adolf Meyer) → eksplanasiatas dasar bio-psiko-sosiologik
   Interview Psychotherapy (Finesinger, Stanley Law)
   Psychologic therapy / therapeutic counseling(Rogers) dll.
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya di alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur kepribadian dan pengluasan daripada pertumbuhan kerpibadan dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.
Menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi 

Tujuan
Perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien,akan tetapi juga suatu maturasi dari pada perkembangan emosional dengan di lahirkannya potensi adaptif baru
Cara
   Psikonalisa Freud
   Psikonalisa non-Freud
   Psikoterapi yang berorientasi keapda psikoanalisa
Cara : asosiaso bebas, analisa mimpi/ sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi seni, terapi kelompok analitik





Perbedaan anatar Konseling & Psikoterapi

Psikoterapi secara spesifik diterapkan terhadap penyakit klinis atau mental karena sangat berlawanan dengan penyakit yang banyak terjadi di masyarakat. Psikoterapi dilaskukan oleh psikoterapis (yang berlawanan dengan konselor) yang merupakan seorang terapis umum atau terapis yang berkulitas, sedangkan konseling dapat dilakukan oleh semua orang, mulai dari pemuka agama sampai konselor profesoanl.
Konseling bersifat jauh lebih praktis, setiap hari, cenderung kearah pemecahan masalah-berdasar [ada masalah di sini dan saat ini, sedangkan psikoterapi, membangkitkan ide-ide yang berhungan dengan psikologi Freudin yang mungkin menggunakan jenis kerangka kerja yang sangat khusus.
Konseling sebgaai sesuatu yang lebih terfokus, lebih spesifik, dan lebih berorientasi pada situasi, dan psikoterapi sebagai suatu pandangan yang jauh lebih global tentang kehidupan sesorang, berupaya membuat suatau perubahan yang dapat memengaruhi seluruh kehidupan seseorang, atau berupaya membuat perubahan dalam kepribadian seseorang. Psikoterapi merupakan suatu eksplorasi kehidupan seseorang dengan tingkatan yang jauh lebih dalam meliputi membentuk daya tilik berdasarkan yang jauh lebih dalam meliputi membentuk daya tilik berdasarkan eksplorasi perkemban awal, perngaruh orang tua dan hal-hal yang dapat mencul pada konseling. Dalam konseling, mereka lebih dibawah untuk memahami situasi tertentu daripada memahami diri klien sendiri.
Perbedaan Konseling & Psikoterapi menurut beberapa tokoh :
Brammer & Shostrom (1977)
Konseling  di tandai oleh adanya terminologi seperti: educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time and short-term”.
Sedangkan psikoterapai ditantai oleh: “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focuson the past, neurotics and other severe emotional problems and long term”.
Pallone (1977) & Patterson (1973)
Konseling untuk
Psikoterapi untuk
Klien
Pasien
Gangguan yang kurang serius
Gangguan yang serius
Masalah : jabatan, pendidikan
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
Berhubungan dengan pencegahan
Berhubungan dengan penyembuhan
Lingkungan pendidikan dan nonmedis
Lingkungan medis
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan ketidak sadaaran
Metode pendidikan
Metode penyembuhan


Adanya pengertian & konsep yang tumpang tindih antara psikoterapi & konseling yang sulit dihindari, maka dewasa ini kedua istilah ini seringkali muncul bersama.
Namun secara umum, persamaan & perbedaannya dapat dilihat sebagai berikut :
Persamaan :
-          dasar : teori, metode & data ilmiah yang telah dikaji secara empirik (observasi, wawancara, test, teori2)
-          teknik2 ilmiah : pembicaraan, latihan2
-          aturan : biaya, waktu, tempat, alat2,
Perbedaan :
Konseling
Psikoterapi
Kurang  intensif
> intensif
preventif
Kuratif / reapartif
Fokus : edukasi, vocational, perkembangan
Fokus : remedial
Setting : sekolah, industri, social work,
Setting : rumah sakit, klinik, praktek pribadi,
Jumlah intervensi <
Jumlah intervensi >
supportive
rekonstructive
Penekanan “normal”
/ masalah ringan
Penekanan “disfungsi” / masalah berat
Short term
Long term

Corsini :
Teknik2 / proses2 secara kualitatif sama, tetapi secara kuantitatif berbeda
Persentase waktu yang digunakan oleh konselor & psikoterapis dalam aktivitas profesionalnya :

Proses

Konseling (%)

Psikoterapi (%)


listening
20
60
questioning
15
10
evaluating
5
5
interpreting
1
3
supporting
5
10
explaining
15
5
informing
20
3
advising
10
3
ordering
9
1



Burnard, Philip & Morrison, Paul. 2002. Caringand Communicating. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gunarasa, Singgih D. 2007. Konseling & Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Zulkaida, Anita. Handout Psikoterapi. Depok: Universitas Gunadarma