Beberapa ini adalah
pendapat dari beberapa tokoh tentang pengertian psikoterapi
▲
Wolberg
(1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwapsikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen
terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan skimtom
untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan pribadi yang positif
▲ Corsini (1989) mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu
proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan untuk
memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).
▲
Intervensi adalah usaha untuk
mengubah kehidupan yang sedang berjalan
dengan cara tertentu, perubahan itu bisa kecil atau besar, negative atau
positif
▲
Psikoterapi adalah pengaplikasihan
berbagai metode klinis dan sikap interpersonal yang informed (didasari oleh
informasi yang cukup ) dan dilakukan secara sengaja, berdasarkan prinsip –
prinsip psikologi yang sudah mapan, dengan maksud membantu orang lain untuk
memodifikasi prilaku kognisi, emosi, dan karakteristik pribadi lainya ke arah yang
diinginkan oleh partisipannya
▲
Seligman
(Phares dan trull, 2001) menyampaikan konsep dalamnya masalah untuk menjelaskan
sejumlah kondis atau perilaku yang cenderung dapat dirubah. Tingkat kedalaman
masalah tergantung pada apakah masalah terkait dengan detrerminan biologis,
apakah masalah terkait dengan beluef yang mendasari, dan
sebagainya.
▲
Korchin
(1976) menyatakan bahwa psikoterapi individual merupakan bentuk psikoterapi
yang paling mendasar, tetapi dapat pula di dalamnya terdapat lebih dari satu
klien. Bentuk individual ini menghubungkan proses psikoterapi dengan
partisipan/ orang lain selain partisipan yang dibawa dalam sesi trerapi ketika
hal ini diperlukan. Inilah yang disebut “conjoint family therapy”.
▲
Korchin
(1976) menjelaskan asumsi yang mendasari semua jenis psikoterapi adalah bahwa
perilaku manusia dapat dirubah. Kepribadian individu dan kemampuan untuk
mengatasi masalah (coping) baik adaptif maupun tidak adaptif, mewakili
sisa-sisa hasil belajar sepanjang kehidupan.
▲
Ilmuan
besar Rusia, Pavlov (1849-1936), menemukan hubungan penting antara stimuli dan
respons. Seperti diketahui oleh setiap mahasiswa mata kuliah pengantar
psikologi, dalam eksperimen klasiknya dengan anjing, Pavlov
pertama-tama melihat bahwa kehadiran bubuk daging membuat anjing itu
mengeluarkan air liur (secara teknis stimulus tak-terkondisi menyebabkan
respons tak-terkondisi).
▲
B.F.
Skinner (1940-1990) perilaku yang dilakukan dengan bebas disebut operant
dan kejadian yang menyanangkan disebut reinforce
Tujuan Psikoterapi
Tujuan ditetapkan aktifitas psikoterapi adalah untuk
melakukan perubahan positif terhadap klien atas gangguan yang dialaminya.
Biasanya, proses psikoterapi berhubungan dengan metode dan tehnik yang
digunakan oleh teapisnya dengan berdasar pada teori kepribadian yang melandasi
pemberian psikoterapi
Berikut tujuan psikoterapi dari berbagai pendekatan
menurut Ivey (1987) dan Corey (1989).
▲
Tujuan psikoterapi
psikodinamika menurut Ivey adalah membuat sesuatu
yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadian
dilakukan terhadap kejadian yang sudah lewat. Kemudian menyusun sintesis yang
baru dari konflik yang telah lalu. Sedangkan menurut Corey, tujuan psikoterapi psikodinamika adalah
membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien
menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui
konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual
▲
Ivey menggambarkan tujuan psikoterapi Rogerian adalah
untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang agar menemukan
sendiri arah wajarnya, menemukan dirinya yang nyata, mengeksploitasi emosi yang
mejemuk, dan sebagainya. Sedangkan Corey menggambarkan psikoterapi
Rogerian sebagai pemberian suasana aman dan bebas agar klien
mengeksplorasi diri dengan baik, mengembangkan diri ke arah keterbukaan,
memperkuat percaya diri, dan sebagainya
▲
Ivey merumuskan tujuan eksistential humanistic sebagai
proses untuk menemukan arti dan melakukan tindakan, menyadarkan hal azasi
terhadap manusia, mengewmbangkan aspek-aspek diri untuk mencapai kematangan
▲
Corey menyatakan tujuan eksistential humanistic sebagai
upaya membantu seseorang mengetahui ia punya kebebasan, membantu klien
mengenali bahwa ia bertanggung jawab, dan untuk mengidentifikasi faktor yang
menghambat kebebasannya
▲
Ivey menyatakan tujuan psikoterapi behavioristik sebagai
upaya menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku sesuai pola
perilaku yang benar
▲
Corey, dengan psikoterapi behavioristik bertujuan
untuk menghilangkan perilaku yang tdak sesuai dan belajar perilaku yang efektif
▲
Ivey menjelaskan tujuan psikoterapi kognitif
behavioristik yaitu untuk menghilangkan pikiran menyalahkan diri,
mengembangkan berpikir lebih rasional, dan toleran terhadap diri dan orang
lain, dan sebagainya.
▲
Corey merumuskan
tujuan psikoterapi kognitif behavioristik dan rasional emotif
yaitu untuk menghilangkan cara pandang klien untuk mennyalahkan diri, membantu
memperoleh pandangan hidup yang lebih rasional dan toleran, membantu klien
untuk memberi metode dalam penyelesaian masalah
▲
Menurut Ivey dalam pendekatan
gestalt memiliki tujuan agar seseorang lebih menyadari kehidupannya
dan bertanggung jawab terhadap arah hidup seseorang.
▲
Tujuan pendekatan
gestalt menurut Corey, untuk membantu klien memperoleh
pemahaman dalam bertanggung jawab
▲
Pendekatan terapi
realitas menurut Ivey, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
seseorang tanpa campur tangan orang lain agar mampu menentukan
keputusan yang bertanggung jawab. Corey merumuskan tujuan terapi
realitas yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam menilai apa yang sedang
dilakukan.
Bentuk-bentuk Psikoterapi
1.
Jumlah
Klien
Korchin (1976) menyatakan bahwa psikoterapi individual
merupakan bentuk psikoterapi yang paling mendasar, tetapi dapat pula di
dalamnya terdapat lebih dari satu klien. Bentuk individual ini menghubungkan proses
psikoterapi dengan partisipan/ orang lain selain partisipan yang dibawa dalam
sesi trerapi ketika hal ini diperlukan. Inilah yang disebut “conjoint
family therapy”. Psikoterapi kelompok menurut Korchin (1976) dalam
berbagai bentuknya umumnya melibatkan anggota antara 6-12 orang yang biasanya
belum saling mengenal. Berbeda dengan pendapat Nietzel (1998), bahwa psikoterapi
kelompok dilakukan bersama pasangan atau keluarga. Tujuannya adalah untuk memahami gangguan
dalam relasi interpersonal dan mengurangi gangguan tersebut. Keunggulan terapi kelompok adalah kelompok dianggap mewakili suatu
lingkungan interpersonal, itu lebih baik daripada hanya satu orang terapis.
Sehingga dapat lebih menjamin perbaikan hubungan interpersonal.
2.
Jumlah
Terapis
Menurut Korchin (1976), terapis yang lebih dari satu
dapat mentritmen satu orang klien. Keuntungan dari bentuk seperti inni adalah
setiap terapis dapat mengisi peran yang berbeda.
Misalnya, satu terapis sebagai pengamat dan terapis lain sebagai
interpreter.
3.
Lamanya
Terapi
Korchin (1976) menyatakan umumnya terapis memerlukan
waktu 50 menit untuk melakukan terapi individual dalam tiap sesinya (meskipun
tidak ada ketentuan). Namun, terkadang terapis melakukan terapi lebih singkat
dan terkadang lebih lama.
Sedangkan waktu yang digunakan dalam terapi
kelompok berkisar antara 90 menit hingga 2 jam per unit sesinya, dengan alasan
perlu waktu lebiah panjang untuk melakukan pemanasan dan menyatukan sejumlah
kelompok menjadi anggota terapi kelompok.
4.
Durasi Terapi
Korchin
(1976). Sebuah psikoterapi dapat terlaksana mulai satu sesi hingga belasan
bahkan ratusan sesi terapi. Jika dianggap melibatkan perubahan dramatik dalam
struktur karakter dasar kepribadian, maka rangkaian terapi panjang dapat
direncanakan. Namun ada dan
tidaknya terjadi distress yang menjadi penekan, maka dapat
dilakukan terapi yang lebih pendek.
Berbagai Pendekatan pada Psikoterapi
Freudian
Terapi-terapi psikodinamika mencakup berbagai pendekatan
di mana ketidaksadaran dan pengalaman awal menjadi minat khususnya. Teknik
asosiasi bebas dipraktikan secara luas dengan maksud untuk mengembangkan
insight. Orang-orang yang mula-mula memisahkan diri teori dan praktik Freud
adalah Jung, adler, Horney, dan Sullivan. Alih-alih menekankan pada dorongan
seksual, para pakar teori ini menekankan pada faktor-faktor sosial dan
kultural. Freud mulai membuat teori tentang penyebab-penyebab yang
mendasari dan menghipotesiskan bahwa peristiwa seksual awal yang menyakitkan
bagi pasien—seperti penganiayaan atau bujuk-rayu seksual—mengakibatkan
kecemasan yang besar dan pada akhirnya menghasilkan berbagai gejala. Teori
petama mengenai kecemasan ini menjadi “musibah” awal ketika Freud kemudian
menemukan bahwa riwayat pasien-pasiennya tidak selalu mendukung ide bahwa
gejala mereka berasal dari trauma psikis yang disebabkan oleh pengalaman
seksual awal.
Pendekatan behavioral berkembang dari pekerjaan
eksperimental di bidang classical (atau respondent) conditioning oleh pavlov
dan operant conditioning oleh Skinner. Kelompok behavioris bergerak ke arah pemahaman yang lebih
sosial dan interpersonal, dan terapi-terapi belajar-sosial berkembang dengan
kuat.
▲ Classical Conditioning
Ilmuan besar
Rusia, Pavlov (1849-1936), menemukan hubungan penting antara stimuli dan
respons. Seperti diketahui oleh setiap mahasiswa mata kuliah pengantar
psikologi, dalam eksperimen klasiknya dengan anjing, Pavlov
pertama-tama melihat bahwa kehadiran bubuk daging membuat anjing itu
mengeluarkan air liur (secara teknis stimulus tak-terkondisi menyebabkan
respons tak-terkondisi). Setelah itu ia membunyikan bel tiap kali menyuguhkan
bubuk daging--artinya, ia memasangkan stimulus tak-terkondisi dengan bel
sebanyak beberapa kali. Akhirnya, ia hanya membunyikan bel saja-tanpa menyuguhkan
bubuk daging-dan hal itu menimbulkan salivasi. Sebuah stimulus netral yang
tidak berhubungan—dalam kasus ini bunyi bel–dapat digunakan untuk memunculkan
respons tak-terkondisi atau respons refleks--salivasi. Bunyi bel itu menjadi
conditional stimulus (CS) (stimulus terkondisi).
▲ Operant Conditioning
Kehidupan B.F.Skinner (1940-1990), pengembang operant conditioning. Apa inti
kontribusi Skinner? Dari permukaan tampak sederhana. Selama ia mengamti
tikus-tikus dan burung-burung merpati, ia melihat banyak perilaku yang muncul
secara acak, tetapi bintang itu cenderung mengulang perilaku-perilaku tertentu
yang diikuti dengan konsekuensi yang menyenangkan. Dalam bahasa behavioral,
perilaku yang dilakukan dengan bebas disebut operant dan kejadian yang
menyanangkan disebut reinforce.
Terapi-terapi Humanistik
Apa yang dimaksud teori dan terapi humanistik? Kamus
Corsini (1999, hlm. 455) mendefinisikan teori humanistik sebagai “sebuah
pendekatan umum terhadap perilaku manusia dan kehidupan manusia yang menekankan
pada keunikan, keberhargaan dan nilai tujuan pribadi” sedangkan terapi
humanistik adalah terapi “yang dimaksudkan untuk menangani manusia secara
menyeluruh”. Menangani secara menyeluruh mengacu pada holisme--“sebuah konsep
mirip – Gestalt bahwa keseluruhan lebih dari sekadar hasil penjumlahan
bagian-bagiannya, jadi organisme yang kompleks tidak dapat dipahami dengan
melihat bagian-bagiannya secara terpisah “(Corsini, 1999, hlm, 447)
Terapi-terapi humanistik juga memiliki beraneka macam
bentuk. Kepedulian umumnya lebih pada saat ini daripada masa lalu dan memberikan
perhatian yang jauh lebih banyak pada makna hidup. Terapi nondirektif (dan
kelak menjadi person-centered) Rogers mengilustrasikan salah satu varietasnya.
Psikologi Gestalt adalah varietas lainnya. Kadang-kadang dilihat sebagai
“angkatan keempat”, psikologi transpersonal menginvestigasi soal-soal spriritul
Sumber :
Sunderberg, Norman D.
Winnebarger, Allen A. Taplin, Julian R. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta.
Pustaka Belajar.
Ardani, Tristiadi Ardi.
Rahayu, Iin Tri. Sholichatun, Yulia. 2007. Psikologi Klinis.Yogyakarta.
Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar