Teori pembentukan Bumi
Teori pembentukan Bumi adalah berbagai teori yang diajukan sebagai penjelasan asal usul terbentuknya Bumi. Banyak ilmuwan yang meneliti dan menyimpulkan peristiwa terbentuknya Bumi, dengan berbagai teori dan hipotesis mereka.
Pada waktu yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam [George Louis Leelere Comte de Buffon. Yang mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
1.Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin - cincin. Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang menjadi planet - planet, termasuk Bumi.
2. Teori Planetisimal Hypothesis
Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik - menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk Bumi.
3. Teori Tidal
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam [cerutu].Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu merkurius, venus, BUMI,mars, yupiter, saturnus,uranus,neptunus
4. Teori Weizsaecker
Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur - unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet - planet, termasuk Bumi.
5. Teori Kuiper
Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nabula besar berbentuk piringan cakram.[1] Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur - unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet - planet.
6. Teori Whipple
Fred L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet - planet.
"Lapisan bumi dan fungsinya"
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi
merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat
dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km,
berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya
planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan
bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1.
Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi).
Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan
yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat
tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau
selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak
bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan
padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3.
Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun
utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada
kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti
luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km
dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam
merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km.
Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500
oC.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi
menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari
tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai
bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara
(atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang
ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).
Keempat
komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya
dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi,
proses transfer panas dan perpindahan materi padat.
A. ATMOSFER
Atmosfer
adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi
terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta
perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa
udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat
di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.
Pada
lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volumenya,
jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen
(N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak
0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas
lainnya jufga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang
jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr),
hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air.
Di
antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon
dioksida dan uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari
tempat ke tempat, serta dari waktu ke waktu untuk uap air.
Keberadaan
atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi.
Fungsi atmosfer antara lain :
1. Mengurangi radiasi
matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya
panas yang berlebihan pada malam hari.
2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.
Peran
atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila
tidak ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi
matahari diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan
dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu bertaham hidup, termasuk
manusia.
Dalam mendistribusikan air antar wilayah di
permukaan bumi, peran atmosfer ini terlihat dalam siklus hidrologi.
Tasnpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap air, maka seluruh air di
permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang paling rendah.
Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes ke laut,
sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja.
Pendistribusian air oleh atmosfer ini memberikan peluang bagi semua
mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh permukaan bumi.
Selain
itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan
tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.
Itu gambarnya jadi udah ya gk usah dijelasin lagi, gk deh boong aku jelasin satu satu yang pertama
a. Troposfer
Lapisan
ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi
sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah
ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya
ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena
berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari
berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain
besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer.
Susunan
kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen,
0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001%
kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon.
Di
dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim.
Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer
dalam, akan tetapi, 90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan
ini. Di lapisan inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan
es dan lain-lain.
Di dalam troposfer terdapat tiga
jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km;
awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 – 6
km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal
lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di
dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari
jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara
dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang
memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.
2. Lapisan Udara Bawah
Lapisan
udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,
planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini
berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan
ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang
tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih
besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini
mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan
lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak
antara 8 – 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat
derajat panas yang paling rendah, yakni antara – 46 o C sampai – 80o C
pada musim panas dan antara – 57 o C sampai – 83 o C pada musim dingin.
Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air
tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap
air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian
jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan
es).
b. Stratosfer
Merupakan bagian
atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50
– 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan
troposfer dan ionosfer.
Pada lapisan stratosfer, suhu
akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian
atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan
demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan
dari lapisan troposfer.
Ciri penting dari lapisan
stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk menyerap
radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai
permukaan bumi.
Serapan radiasi matahari oleh ozon dan
beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan suhu udara pada lapisan
stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer tidak mengandung uap air,
sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering. Batas lapisan
stratosfer disebut stratopouse.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu :
1. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 50o C sampai -55o C.
2. Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50o C sampai + 50o C.
3.
Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan
suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet,
pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan
meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
c. Mesosfer
Mesosfer
terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan
ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya
mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian
75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang
merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan
mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut
mesopouse dengan suhu terendah – 110o C .
d. Lapisan Termosfer
Berada
di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada
ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi,
oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul
oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan
molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas,
yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada
lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer
dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
1. Lapisan Udara E
Terletak
antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat
terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan
udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang
radio. Suu udara di sini berkisar – 70o C sampai +50o C .
2. Lapisan udara F
Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
3. Lapisan udara atom
Pada
lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan
ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari
matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C .
e. Ekosfer atau atmosfer luar
Merupakan
lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan
gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya
juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah
yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi
daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan
angkasa luar disebut magnetopause.
Ozon Dalam Atmosfer
Ozon
adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik
yang kuat juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi
ulang, serta dapat juga digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang
tidak enak pada air.
Ozon terbentuk secara alamiah di
stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon di stratosfer merupakan
mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di troposfer
ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar
udara.
Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga
dalam lapisan troposfer. Ozon yang terdapat dalam stratosfer berfungsi
melindungi manusia dan mahluk hidup di bumi dari penyinaran sunar UV.
Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan troposfer memiliki efek yang
berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun susunan
kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah
satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan
kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.
Ozon
memiliki rumus kimai O3, menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2
dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu kamar ozon berupa
gas, terkondensasi pada suhu -112 oC menjadi zat cair yang berwarna
biru. Ozon yang cair ini akan membeku pada -251,4 oC, sedangkan pada
suhu di atas 100 oC ozon dengan cepat mengalami dekomposisi.
Dari
molekol O2, melalui reaksi. Ozon yang terbentuk akan kembali pecah
menjadi molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada
dalam keadaan seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan
dinamik. Kedua reaksi ini secara efektif dapat menghalangi sinar UV
ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B untuk sampai ke bumi.
Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari
penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua
reaksi ini juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer
dibandingkan suhu di troposfer.
Kira-kira 3 milyar
tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk hidup yang
berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu
hasilnya adalah O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga
semakin meningkat kadar ozon yang terbentuk. Dengan demikian, semakin
banyak pula sinar UV gelombnag pendek yang terhalang oleh lapisan ozon
untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal bakal kehidupan di
daratan.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu,
pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan industri serta pembangunan
mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon ini sangat
merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti semakin
bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar
UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi.
Terjadinya
lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari
pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat
pembakaran biomassa dan oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan
sumber terbentuknya NO.
Selain itu, zat kimia yang kita
kenal clorofuorocarbon atau CFC berpengaruh sangat besar terhadap
perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas
tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah
yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat
dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak
ditemukan di alam, melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. CFC
tidak beracun, tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah
bereaksi. Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk industri. CFC
banyak digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil
(CFC-12), sebagai bahan untuk membuat plastik busa, bantal kursi dan jok
mobil (CFC-11), campuran CFC-11 dan CFC-12 digunakan untuk pendorong
aerosol, serta CFC-13 yang biasa digunakan dalam dry cleaning.
Dampak Lubang Ozon
Lapisan
ozon di stratosfer dapat menyerap seluruh sinar UV ekstrem dan UV-C
serta sebagian besar sinar UV-B. Di katulistiwa, pada keadaan terang tak
berawan sekitar 30% sinar UV-B dapat sampai ke bumi. Semakin jauh dari
katulistiwa, UV-B yang sampai ke bumi semakin berkurang. Akan tetapi,
pada musim panas penyinaran UV-B di daerah yang jauh dari katulistiwa
tidak berbeda jauh dengan di katulistiwa.
Dengan
semakin berkurangnya lapisan ozon, maka sinar UV-B yang diserap bumi
semakin besar. Karena sinar yang bergelombang pendek ini memiliki energi
yang tidur, maka berpengaruh besar terhadap sel hidup dan mengakibatkan
kematian jasad renik.
Sinar UV-B juga mempunyai dampak
negatif pada mahluk tingkat tinggi, baik hewan maupun tumbuhan. Pada
tumbuhan, menipisnya lapisan ozon akan mengakibatkan terganggunya proses
fotosintesis yang selanjutnya menyebabkan turunnya laju pertumbuhan
daun dan batang serta penurunan berat kering total sehingga hasilnya
akan berkurang. Selain itu dapat juga mempengaruhi produktivitas hutan,
mengakibatkan gangguan pada ekosistem akuatik, serta mengakibatkan
penyakit kanker kulit, penyakit katarak serta menurunnya daya imunitas
pada manusia. Dengan berkurangnya daya imunitas oranng menjadi lebih
peka terhadap serangan infeksi termasuk virus herpes dan lepra.
Mekanisme Pembentukan Lubang Ozon di Antartika
Pada
bulan Agustus – Oktober 1987 diadakan penelitian untuk mengetahui apa
yang menyebabkan terjadinya lubang ozon di Antartika. Penelitian ini
dilakukan oleh sebuah tim Internasional, yang dikenal dengan Airborne
Antartic Ozone Experiment. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada
musim dingin, daerah lubang ozon dibatasi oleh pusaran angin pada 60o
Lintang Selatan. Dengan adanya pusaran angin itu, daerah di atas
Antartika merupakan daerah dengan udara yang tenang yang terisolasi dari
daerah sekitarnya. Daerah ini disebut botol kungkungan (containment
vessel). Kerusakan ozon terutama terjadi pada ketinggian 14 dan 24 km.
Di daerah ini terdapat kadar CFC yang rendah dan ClO (klormonoksida)
yang merupakan perusak ozon yang berasal dari CFC.
Pada
musim dingin, di Antartika matahari tidak bersinar selama
berbulan-bulan. Karena udara terisolasi oelh adanya pusaran angin dan
karena udara terus memancarkan radiasi inframerah ke angkasa, sedangkan
matahri tidak bersinar, suhunya terus turun. Pada suhu -78 oC,
terjadilah awan yang terutama terdiri dari kristal asam nitrat.
Terjadinya
lubang ozon di Antartika ini dimungkinkan karena kondisi atmosfer yang
khusus. Suhu yang sangat rendah pada musim dingin ini memungkinkan
terjadinya reaksi kimia peusakan ozon dalam musim semi berikutnya.
Terbentuknya
pusaran angin itu dimungkinkan juga karena naiknya kadar gas rumah kaca
yang menghalangi lepasnya panas dari bumi ke angkasa, sehingga suhu
stratosfer lebih dingin.
Di samping daerah utama
perusakan ozon terdapat pula ”lubang mini” di luar daerah botol
kungkungan sampai pada garis lintang 45o Selatan di atas ujung selatan
Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru.. Masing-masing lubang mini
hanya berumur beberapa hari saja, kemudian menghilang. Akan tetapi,
pada pertengahan bulan September beberapa lubang mini muncul bersamaan
dan bergabung menjadi satu.
B. HIDROSFER
Air
adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan.
Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
Energi
matahari yang datang di permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke
bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi
dan selanjutnya akan jatuh sebagai hujan.
Pemanasan
oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih
panas dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan bumi lainnya.
Akibatnya, timbul arus vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis
serta arus ke arah dasar laut di daerah kutub. Adanya arus vertikal ini
juga mengakibatkan perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah
tropis dengan daerah kutub. Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran
bumi serta arus angin akan menimbulkan arus air di permukaan air laut
yang membantu distribusi organisme-organisme di laut.
Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.
1. Samudera-samudera dan laut-laut
Samudera-samudera
dan laut-laut menempati 71% permukaan bumi. Bila di lihat dari luar
bumi, terlihat seperti bulatan air. Tubir samudera yang paling dalam 10
km, dengan rata-ratanya 4 km. Bila semua air ini diratakan di permukaan
bumi dapat mencapai dalamnya 2,84 km.
Pada dasarnya
yang dimaksud dengan laut adalah masa air asin yang menggenangi sebagian
besar permukaan bumi. Secara langsung maupun tidak, laut sangat
berpengaruh terhadap kehidupan di permukaan bumi.
Berat
jenis air laut adalah 1,027, disebabkan oleh larutan garam-garamair
laut rata-rata mempunyai kandungan garam dan berbagai jenis mineral
dengan konsentrasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan air sungai
atau danau, yaitu sekitar 35%. Hal inilah yang mengakibatkan organisme
laut memiliki struktur tubuh maupun kondisi fisiologis yang sangat
berbeda dengan organisme yang hidup di air tawar.
Besarnya
kadar bagi masing-masing garam di laut adalah sebagai berikut : NaCl
77,76%, MgCl2 10,88%, MgSO4 4,74%, CaSO4 3,60%, K2SO4 2,64%, CaCO3
0,34%, MgBr2 0,22% dari sejumlah garam yang ada di dalam air laut.
Garam-garam
ini terlarut dalam air sungai. Air hujan yang jatuh di daratan meresap
ke dalam tanah dan ke dalam lapisan-lapisan di bawahnya, melarutkan
garam-garam yang dapat dilarutkan dan semua ini diangkut sebagai larutan
yang amat encer yang mengalir ke laut.
Kemudian air
diuapkan, melalui peredarannya lagi dan garam tinggal di samudera. Pada
dasarnya, kandungan garam kapur yang dilarutkan oleh air hujan sangat
besar, akan tetapi kandungan garam kapur di laut amat sedikit. Hal ini
dikarenakan jasad-jasad laut membutuhkan banyak garam kapur untuk
menyusun tubuhnya.
Susunan kimia air laut dalam persen (%) adalah sebagai berikut :
O
H
Cl
Na
Mg
S
Ca
85.89
10.80
1.93
1.07
0.13
0.09
0.04
K
Br
C
Sr
B
Si
F
0.04
0.006
0.002
0.001
0.001
0.0001
0.0001
Rb
Li
Zn
P
J
As
Cu
0.00002
0.000007
0.000007
0.000006
0.000002
0.000002
0.000001
Laut
terasing, yaitu laut yang berhubungan dengan laut terbuka yang belum
putus, mengandung lebih banyak garam daripada laut terbuka. Laut Tengah
memiliki kadar garam lebih tinggi daripada Laut Antlantik; Laut Hitam
kadar garamnya lebih tinggi daripda Laut Tengah. Laut Kaspi dan Laut
Mati memiliki kadar garam yang lebih tinggi lagi.
Hal ini disebabkan pada laut yang terasing kadar garamnya tidak dialirkan lagi ke tempat lain seperti halnya laut terbuka.
Selain
mengandung garam, air laut juga mengandung gas, terutama CO2 yang
terdapat di laut 27 kali lipat lebih banyak daripada di hawa udara.
Karenanya, samudera dianggap sebagai suatu pengatur kadar CO2 udara.
Suhu di permukaan air laut berkisar antara +32oC sampai -3 oC. Pada kedalaman sekitar 75 – 1100 m, suhu udara mencapai +4 oC.
Air
di permukaan bumi jumlahnya selalu tetap, meskipun berubah bentuk dari
cair menjadi uap, kemudian menjadi cair kembali. Distribusi air di
samudera dan laut dapat dilihat pada tabel berikut :
Samudera dan Laut
% Wilayah
Luas (000 km2)
Volume (000 km2)
Pasifik
Atlantik
Hindia
Artik
48
28
20
4
179,670
106,450
72,930
14,090
724,330
355,280
292,310
17,100
Wilayah laut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1.
Berdasarkan letaknya, terbagi menjadi laut tepi yang terletak di antara
tepi benua dan kepulauan yang memisahkannya dengan samudera, contohnya
laut Jepang yang terletak antara Kepulauan Jepang dan Benua Asia yang
memisahkannya dnegan Samudera Pasifik; Laut Tengah yang terletak di
antara dua benua, misalnya Laut Karibia yang t erletak di antara Benua
Amerika Utara dan Amerika Selatan; serta Laut Pedalaman, yang hampir
seluruhnya dikelilingi daratan, seperti Laut Hutam, Laut Baltik dan Laut
Kaspia.
2. Berdasarkan proses terjadinya, terbagi menjadi laut
transgresi yang terjadi karena naiknya permukaan laut; laut ingresi yang
terjadi karena turunnya daratan akibat proses patahan; serta laut
regresi yang terjadi karena turunnya permukaan laut.
3.
Berdasarkan kedalamannya, terbagi menjadi zona litoralyang merupakan
wilayah laut yang terletak antara zona pasang naik dan pasang surut;
zona neritik yang terletak dari wilayah pasang surut sampau kedalaman
200 meter; zona batial yang terletak pada kedalaman antara 200 – 2.000
meter di bawah permukaan laut serta zona abisal yang merupakan wilayah
laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 2.000 meter di bawah
permukaan laut.
2. Sungai
Sungai
adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau dan
atau sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser
(es), danau yang meluap atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya,
aliran air sungai mempunyai tiga aktivitas, ayitu melakukan erosi,
transportasi dan sedimentasi.
Beberapa manfaat sungai bagi kehidupan kita adalah :
1. Sebagai sarana transportasi.
2. Sebagai sumber air irigasi.
3. Aliran sungai dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
4. Sebagai prasarana oleh raga.
5. Sebagai tempat budidaya perikanan.
3. Danau
Danau
adalah masa airdalam jumlah besar yang berada dalam satu cekungan atau
basin diwilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi
menjadi :
1. Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
2.
Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan
tertentu. Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk
ini antara lain manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan
pertanian, pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan.
3. Rawa
Rawa
adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada
pelepasan air (drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat asam.
Berdasarkan sifatnya, rawa dapat dibedakan menjadi :
a. Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai.
b. Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat laut.
c. Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.
4. Air Tanah
Merupakan
air yang terdapat di lapisan tanah di bawah permukaan bumi, berasal ari
air hujan yang meresap ke dalam tanah. Semakin banyak air hujan yang
meresap ke dalam tanah, semkain banyak pula air yang tersimpan di dalam
tanah. Secara umum air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air.
2. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.
Air
tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air panas
yang disebut geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat
hubungannya dengan aktivitas vulkanisme.
C. LITHOSFER
Lithosfer
berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera
artinya lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar
dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer
adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat.
Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang
tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga
dapt menimbulkan persegeran benua.
Penyusun utama
lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral
sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat.
Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar
yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan
mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
Lithosfer memegang peranan
penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk apabila batu-batuan
di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika
lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini
bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang
kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup
organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis
mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini
berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan bumi. Melalui
proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk hidup
ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di
dasar laut.
Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1.
Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium
dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
Pada
lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan
sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang
terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak,
bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km. Kerak bumi ini
terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Kerak benua,
merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya
dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan
benua.
b. Kerak samudera, merupakan benda padat yang
terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya
batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku
gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
2.
Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang
tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si
O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari
pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral
ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Batuan Pembentuk Lithosfer
Semua
batuan pada mulanya dari magma yang keluar melalui puncak gunung
berapi. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma
yang membeku kemudian menjadi batuan beku, yang dalam ribuan tahun dapat
hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan
dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut
tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan.
Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan
sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu
yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan
yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
a. Batuan beku
Batuan
beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Secara umum
batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan,
dan umumnya tidak mengandung fosil. Berdasarkan tempat pembekuannya,
batuan beku dibagi menjadi :
1. Batuan Beku Dalam ;
adalah batuan beku yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, pada
kedalaman 15 – 50 km. Karena tempat pembekuannya dekat dengan astenofer,
pendinginan magmanya sangat lambat serta
2. Batuan
Beku Gang, terbentuk di bagian celah/gang dari kerak bumi, sebelum
sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma ini agak cepat sehingga
membentuk batuan yang mempunyai cristal yang kurang sempurna.
3.
Batuan Beku Luar, hádala batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
Magma yang keluar dari bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan
Sangat cepat sehingga tidak menghasilkan cristal batuan. Contohnya
riolit dan basalt.
b. Batuan Sedimen
Batuan
redimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan.
Batir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui
proses pelapukan, baik oleh angin maupun air. Proses pembentukan batuan
sedimen disebut diagenesis yang menyatakan perubahan bentuk dari bahan
deposit menjadi batuan endapan.
Ada beberapa macam
batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan
sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku,
contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa
endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok.
Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut
contohnya batu gamping dan koral
c. Batuan Malihan (Batuan Metamorf)
Batuan
malihan atau metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik
secara fisik maupun kimiawi sehingga menjadi batuan yang berbeda dari
batuan induknya. Faktor yang mempengaruhi perubahannya adalah suhu yang
tinggi, tekanan yang kuat serta waktu yang lama. Contohnya adalah batu
kapur (kalsit) yang berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi
kuarsit
Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung
berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kehidupan di bumi. Lithosfer bagian atas merupakan tempat hidup
bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia melakukan
aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer bagian bawah
mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian
bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan
timah.
D. Biosfer
Biosfer merupakan
sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem
yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
Secara
entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup
dan sphere yang berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan
biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua
bisofer adalah semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk
hidup.
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk
pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan
fauna yang semakin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya
degradasi hutan akibat kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk
pemukiman.
Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur
yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen
penyusun atmosfer. Secara fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu
litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
Salah satu bentuk
dari lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut terletak di
antara atosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam
hidrosfer. Gambut merupakan suatu bentuk organis sebagai asal mula
pembentukan batu bara. Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton
yang amat cepat pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut
sangat pendek dan ketika mati akan terendap dalam rawa.
Lapisan
gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam
air tanah. Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu :
a. Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah Sumatera, Kalimantan dan Irian.
b. Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi.
Ini
tuh pelajaran geografi karna saya anak ips jadi sebenrnya ada di lks
dan masih rada inget juga kebetulan, tapi berhubung bukunya lupa taro
dimana dan jadi tulisan di atas dikutip dari
sumber :
http://sakdi25.wordpress.com/2010/02/25/lapisan-atmosfer-bumi-dan-fungsinya/
Berikut tugas ini saya selesaikan kurang lebihnya saya mohon maaf
Npm : 18511325
Nama : Humaira
Kelas : 1PA03
Peace your life ✌